BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam ilmu logika, terdapat suatu istilah yang disebut dengan
predicable. Seorang tokoh filsuf dari aliran Neo-Platonisme, Propherry yang
mengemukakan lima jenis predicable. Di antaranya: genus, species, differentia,
proprium, accident.
Dia berpendapat bahwa, hubungan antar subyek dan predikat itu haruslah
merupakan manifestasi dari salah satu ke lima jenis predicable itu. Ini berarti
predikat itu bisa berarti: genus, species, differentia, proprium, accident dari
subyek itu.
Hanya perlu diingat bahwa ke dalam klasifikasi predicable itu tidak
dimasukkan term-term khusus, karena para ahli Logika tradisional bersepakat
bahwa term-term khusus tidak bisa menjadi predikat. Pada pembahasan ini, akan
membahas mengenai pedicable.
B.
Rumusan Masalah
a)
Apakah pengertian dari predicable
?
b)
Bagaimanakah pembagian dari
predicable ?
c)
Bagaimanakah pengertian dari
konotasi dan denotasi ?
C.
Tujuan Penulisan
a) Mengetahui pengertian dari
predicable.
b) Mengetahui pembagian dari
predicable.
c) Mengetahui pengertian dari
konotasi dan denotasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Predicable
Untuk membuat definisi suatu term perlu kita
ketahui masalah yang disebut dengan predicable. Predicable ini adalah
jenis-jenis predikat yang dikemukakan oleh Aristoteles. Menurutnya ada empat
Yaitu: genus(dan species), differentia, proprium, accident.[1]
Predicable adalah bagian dari proposisi yang menyatakan bahwa ia
mempunyai hubungan subyek atau tidak. Terdapat beberapa jenis relasi atau
hubungan antara subyek dengan predikat. Relasi atau hubungan itulah yang
disebut predicable.[2]
B.
Pembagian Predicable
Genus dan species, Adalah dua kelompok yang saling berhubungan.
Genus adalah kelompok yang lebih besar yang tersusun oleh species (kelompok
yang lebih kecil). Contoh: makhluk hidup adalah genusnya sedang speciesnya
adalah hewan, tumbuh-tumbuhan, sedangkan hewan sebagai genus maka speciesnya
hewan menysui sebagai genus, maka punya
species-species. Setiap species bisa menjadi genus baru dan seterusnya
sehingga menjadi species yang terkecil. Yaitu species yang tidak dapat menjadi
genus Karena anggotanya terdiri dari individu-individu, ini namanya infima
species.
Jika ditinjau dari segi denotasinya, genus
meliputi species, dan jika ditinjau dari segi denotasinya, species meliputi
genus.
Sedangkan dari
species ke genus juga sampai pada genus yang tertinggi yaitu genus yang tidak
dapat menjadi species. Genus yang tertinggi di sebut summum genus. Genus
yang terdekat dari suatu species disebut proximum genus. semua kelompok
yang ada antara summum genus dan infima species disebut subaltern genera.
Differentia atau ciri pembeda, differentia adalah ciri
yang membedakan suatu species dengan species lainnya dalam satu genus. Contoh:
kita mengambil genus hewan, speciesnya manusia. Manusia dibedakan dari species
yang lain dengan menambah ciri pembeda differentia yaitu (berakal). Manusia
adalah hewan yang berakal.
Proprium,
proprium bukan merupakan ciri daripada sesuatu term yang didefisinikan. Tetapi
merupakan akibat dari pada sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. Manusia adalah hewan yang
berakal, maka dapat belajar logika.
Dapat belajar logika adalah sifat dari berakal,
ini disebut proprium, maka dapat ditulis: Manusia adalah dapat belajar logika.
Accident, accident
adalah atribut tambahan yang tidak termasuk ciri pembeda atau sifat atau akibat
dari sifat yang dimiliki, tetapi hanya tambahan yang tidak menyebabkan
perbedaan pokok. Ada dua jenis accident, yaitu:
Ø
Accident tak terpisahkan, yaitu
atribut yang dimiliki oleh semua species. Contoh: rambut pada manusia.
Ø
Accident terpisahkan, yaitu
atribut yang hanya terdapat pada sebagian species saja. Contoh: manusia
berambut pirang, manusia berambut hitam. Andaikata ada orang yang dicukur habis
rambutnya ia tetap manusia, jadi accident itu bukan ciri pokok. Contoh dalam
proposisi: sebagian manusia adalah berambut pirang.
C.
Pengertian Konotasi Dan Denotasi
Konotasi obyektif (intensi atau komprehensi)
dan denotasi (extensi) adalah dua istilah yang harus dimengerti bersama-sama
keduanya tidak dapat dibicarakan secara terpisah. Konotasi adalah menunjuk
sifat-sifat pada term sedang denotasi menunjuk pada cakupan daripada term itu.
Yang disebut denotasi sapi yaitu semua binatang yang termasuk sapi, terdiri
dari sapi liar sampai pada sapi yang harganya sampai puluhan juta rupiah,
singkatnya semua sapi dan segala sapi. Konotasi sapi adalah: binatang berkaki
empat, binatang ternak, pemakan rumput.
Konotasi manusia adalah sifat-sifat yang
menunjukan ciri manusia, misalnya: berakal, dapat tertawa, mencari nafkah.
Denotasi manusia dapat menunjuk pada semua manusia, siapa saja.
Sapi mempunyai anggota misalnya kelompok sapi
brahman. Sapi brahman mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan sapi
yang lain, ciri tambahan ini adalah konotasi. Kelompok sapi adalah lebih besar
dari pada kelompok brahman, jadi denotasi sapi lebih besar daripada denotasi
sapi brahman. Dengan menambah konotasi sapi menjadi sapi brahman maka
denotasinya menjadi lebih kecil.
Contoh lain: denotasi binatang peliharaan
(bukan ternak) yaitu anjing kucing, kuda, burung yang pandai berkicau. Kalau
kita tambahkan konotasi demikian: binatang peliharaan yang berkaki empat, maka
burung sudah tidak termasuk, denotasi berkurang. Kalau konotasi kita tambah
lagi maka demikian: binatang peliharaan yang berkaki empat, pemakan daging dan
suara menyalak. Maka sekarang kuda dan kucing tidak termasuk; denotasi lebih
kecil lagi. Jadi antara denotasi dan konotasi terjadi hubungan timbal balik.
Konotasi dibedakan menjadi tiga:
1.
Konotasi sejati yaitu searti
dengan definisi, dengan menyatakan konotasi sejati dari suatu term sudah
merupakan definisi yang baik.
2.
Konotasi subyektif, adalah arti
yang kita berikan kepada sebuah term berdasarakn tafsiran kita sendiri,
tafsiran tersebut mungkin timbul dari pengalaman emosi.
3.
Konotasi obyektif atau coprehensi
atau intensi adalah sifat-sifat atau ciri-ciri dari sebuah term yang banyaknya
tidak terbatas. Yang kemungkinan tidak kita sebutkan semuanya, maka kita
biasanya hanya memilih atribut-atribut yang relevan bagi keperluan kita.[3]
BAB III
KESIMPULAN
Predicable adalah bagian dari proposisi yang
menyatakan bahwa ia mempunyai hubungan subyek atau tidak. Pembagian Predicable
yaitu: Genus dan species, Adalah dua kelompok yang saling berhubungan. Differentia
atau ciri pembeda, differentia adalah ciri yang membedakan suatu species dengan
species lainnya dalam satu genus. Proprium, proprium bukan merupakan ciri
daripada sesuatu term yang didefisinikan. Accident, accident adalah atribut
tambahan yang tidak termasuk ciri pembeda atau sifat atau akibat dari sifat
yang dimiliki, tetapi hanya tambahan yang tidak menyebabkan perbedaan pokok.
Konotasi adalah menunjuk sifat-sifat pada term
sedang denotasi menunjuk pada cakupan daripada term itu.
BAB IV
PENUTUP
Demikian, makalah
mengenai predicable dan pembagiannya. Semoga apa saja yang telah saya tulis
bisa bermanfaat, dan yang benar niat untuk amal serta sampaikan kepada orang
yang belum tahu. Apabila ada benarnya itu semata-mata dari Allah SWT dan
apabila ada salahnya itu dari kebodohan, keteledoran saya sendiri. untuk kritik
dan saran saya harapkan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Oesman., ILMU
LOGIKA, Surabaya: PT BINA ILMU OFFSET, 1978.
Salam, Burhanuddin., LOGIKA
FORMAL (Filsafat Berpikir), Jakarta: PT BINA AKSARA, 1988.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar